Pada suatu zaman yang gelap, muncullah seorang pahlawan super bernama Saka saat bumi Nusantara masih terjajah oleh penjajah yang kejam. Ia lahir dari keluarga miskin, tumbuh dalam keadaan sulit, dan tak pernah mengira bahwa nasibnya akan menjadi perwujudan harapan bagi seluruh rakyat Nusantara.

Pada hari yang mendung dan kelam, Saka berjalan sendirian di pinggir hutan. Ia mendengar suara jeritan dan tangis pilu seorang warga pribumi yang dianiaya oleh penjajah. Tidak tahan melihat penderitaan itu, Saka tanpa ragu mendekati tempat kejadian. Namun, ia tak punya senjata atau kekuatan fisik yang memadai.

Ketika Saka berusaha menghalau penjajah dengan semangatnya yang membara, ia terkena serangan pisau yang menancap tepat di dadanya. Rasa sakit dan kelemahannya terasa hingga Saka terlelap dalam tidur terakhirnya.

Ditengah tidurnya yang dalam, Saka bermimpi menemui seorang Kakek yang bijaksana dengan mengenakan pakaian putihnya. Kakek itu datang menerangi mimpinya yang gelap. Wajahnya penuh kedamaian dan tatapannya penuh dengan kebijaksanaan.

“Saka,” gumam Kakek itu dengan suara lembut.

“Kau adalah sinar harapan bagi Nusantara yang terjajah. Kau ditakdirkan untuk membawa kedamaian kepada mereka.” Saka memandang Kakek itu dengan penuh kebingungan.

“Siapa anda?” tanyanya.

“Aku adalah penjaga warisan Nusantara, penjaga semangat keadilan,” jawab Kakek itu.

“Aku datang untuk memberikan kekuatan kepadamu, kekuatan yang akan mengubah nasib tanah airmu. Kekuatan ini adalah simbol semangatmu yang tak tergoyahkan.” Kakek itu mengulurkan tangannya, lalu muncul cahaya terang benderang dari telapak tangannya. Saka merasa energi itu mengalir masuk ke dalam dirinya, mengisi hatinya dengan semangat baru.

“Ingatlah, Saka,” kata Kakek itu dengan suara lembut, “aku titipkan kekuatan ini padamu untuk kebaikan. Gunakanlah untuk melindungi yang lemah, mengalahkan kejahatan, dan membawa kedamaian. Kebaikan tak akan pernah kalah oleh kejahatan. Bangkitlah, Saka! Dan teruslah bangkit!”

Saka terbangun dengan tiba-tiba dari mimpinya. Ia merasakan semangat yang membara dalam dirinya dan dadanya terasa lebih kuat daripada sebelumnya. Rasa sakit pada dadanya mulai memudar dan energi aneh yang ia rasakan mengalir dalam tubuhnya.

Tiba-tiba langit yang gelap menjadi terang, disusul oleh sambaran petir. Energi alam yang kuat mengalir dalam tubuhnya, membuatnya bangkit dengan kekuatan tak terduga. Dengan gerakan secepat kilat, Saka menghentikan dan mengalahkan penjajah dalam sekejap. Ia melawan dengan kecepatan yang tak tertandingi, seperti kilatan cahaya yang menghancurkan kegelapan.

Berita tentang pahlawan misterius ini menyebar begitu cepat di seluruh Nusantara. Orang-orang menamainya Saka, yang artinya “kilatan cahaya” dalam bahasa kuno. Saka berjanji untuk melindungi rakyatnya dan mengusir penjajah dari tanah air mereka.

Akan tetapi, penjajah tak tinggal diam.Mereka mengembangkan teknologi canggih dan mesin perang untuk melawan Saka. Ketika Saka beraksi untuk melindungi desanya dari serangan bom atom yang mematikan, penjajah berhasil menjebaknya dalam perangkap yang mematikan. Serangannya sangat dahsyat dan menewaskan Saka untuk kedua kalinya.

Namun, semangat Saka begitu kuat sehingga alam Nusantara merespon. Dengan getaran alam yang ajaib, Saka bangkit dari kematian lalu merasakan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya. Ia kembali melawan penjajah dengan semangat yang membara.

Dalam pertempuran yang epik, Saka berhasil menghancurkan mesin perang penjajah dan mengalahkan mereka. Desa Nusantara akhirnya mendapatkan kedamaian yang lama dinantikan. Kekuatan Saka berasal dari semangat cinta dan keadilan. Kekuatannya pun menjadi simbol harapan dan perlawanan bagi rakyat Nusantara.

Sejak saat itu, Saka menjadi pelindung dan pahlawan bagi rakyatnya. Cerita tentang keberaniannya dalam menghadapi penjajah dan tekadnya yang tak tergoyahkan dalam memperjuangkan keadilan menjadi legenda yang terus diceritakan dari generasi ke generasi. Di dalam hati Saka, selalu ada kata-kata bijak dari seorang Kakek berpakaian putih yang menginspirasi langkahnya, “Bangkitlah, Saka! Dan teruslah bangkit!”

Bio Narasi :

Nama pemberian orangtua Suprayogi You can call me Yogi or Ogik.. Alamat Yogyakarta. Hobi banget nulis cerita kalau ada waktu luang karena senang dengan cerita fiksi. Bisa dihubungi on FB Suprayogi Budhi Purwanto. Follow me @prapurwanto

Penulis: Suprayogi Budhi Purwanto

Editor: Dyah Anggraini Widya Astuti, Kartika Noviana Agustin

Ilustrator: Dyah Anggraini Widya Astuti

By Medistra IMM FSBK

Media Sastra (Medistra) merupakan laman khusus (web) milik IMM FSBK yang menampung karya tulis, seperti esai, resensi, cerpen, puisi, dan berita. Medistra juga memiliki konsep bilingual, yaitu tersedianya kolom versi Bahasa Inggris, seperti essay, review, news, dan variety (short story and poetry). Selain itu, Medistra juga memiliki akun Instagram @immfsbk_medistra yang akan memposting tulisan dalam bentuk microblog.